Akademisi Universitas Mercu Buana dan Universiti Sains Malaysia Ungkap Perhatian Besar Pemerintah Indonesia dan Malaysia Terhadap UMKM di Masa Pandemi

    Akademisi Universitas Mercu Buana dan Universiti Sains Malaysia Ungkap Perhatian Besar Pemerintah Indonesia dan Malaysia Terhadap UMKM di Masa Pandemi
    Webinar Universitas Mercu Buana dengan Universiti Sains Malaysia

    JAKARTA -

    Dalam masa pandemi yang menimpa dunia, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia dan Malaysia terbukti menjadi kekuatan ekonomi rakyat yang signifikan. Hal ini terungkap dalam acara webinar yang digelar berkat kerjasama antara Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Mercu Buana (UMB) dengan Univesiti Sains Malaysia (USM) pada Minggu (18/6). Acara ini dihadiri oleh hampir 100 peserta, termasuk pengusaha wanita yang tergabung dalam WITA, dosen, dan mahasiswa dari Universitas Mercu Buana.

    Kedua pembicara dari USM; Dr. Abdul Hadi Zulkafli  dan Dr. Haslindar Ibrahim, mengungkapkan bagaimana pemerintah dari kedua negara memberikan perhatian besar terhadap keberlangsungan UMKM serta solusi pembiayaan yang mereka berikan.

    Menurut Zulkafli, Di Indonesia, UMKM berkontribusi lebih dari 61% terhadap perekonomian negara dan dianggap sebagai tulang punggung perekonomian. Ia juga menyoroti pentingnya peran pemerintah dalam mendukung UMKM, yang terlihat dari adanya Kementerian UMKM dan Koperasi. “Pemerintah Indonesia juga menggelontorkan pembiayaan melalui Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk memastikan keberlanjutan UMKM di tengah tantangan pandemic, ” kata Zulkafli.

    Sementara itu Haslindar Ibrahim mengungkapkan hal yang tak jauh berbeda di  Malaysia. Negaranya, menurut Ibrahim, juga memposisikan UMKM sebagai penopang perekonomian yang sangat penting.  ”Perkembangan UMKM di Malaysia tidak lepas dari upaya agresif yang dilakukan oleh pemerintah. Pemerintah Malaysia berupaya melibatkan pelajar dalam meningkatkan UMKM serta mendukung peran Bank dalam pembiayaan UMKM. Pelajar diberikan kemampuan untuk membuat proposal pengajuan dana ke perbankan, ” ungkapnya.

    Dr. Abdul Hadi Zulkafli juga menjelaskan adanya alternatif pembiayaan untuk UMKM di Malaysia, seperti Skim Pembiayaan Mikro dengan plafon hingga RM 50.000 dan suku bunga yang bersaing. Bank Negara Malaysia juga menyediakan Skim Pembiayaan Mikro dengan pembiayaan hingga RM 50.000 dengan syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh bank. Selain itu, di Malaysia, diperkenalkan juga pendanaan online melalui platform Pendanaan Ramai Equiti, yang memungkinkan UMKM menghimpun dana dari investor secara online. Selain itu, ada juga pembiayaan P2P (peer-to-peer) yang memungkinkan UMKM mendapatkan bantuan pembiayaan langsung dari investor individu.

    Untuk mengajukan pinjaman, Dr. Abdul Hadi memberikan beberapa tips, yaitu memiliki rencana bisnis yang solid, menjelajahi sumber pembiayaan yang beragam, memanfaatkan pembiayaan mikro, membangun hubungan baik dengan bank dan lembaga keuangan, memperbaiki catatan keuangan, dan mempertimbangkan pembiayaan alternatif.

    Rangkaian presentasi dari dua narasumber, yaitu dosen USM dan peneliti serta pemerhati UMKM, memberikan pemahaman yang mendalam tentang langkah-langkah untuk memperbesar peran UMKM dan solusi pembiayaan dalam memastikan keberlanjutan hidup UMKM.

    Diharapkan bahwa melalui kegiatan ini, peserta dapat memperluas wawasan mereka tentang pentingnya peran UMKM dalam perekonomian, serta menemukan solusi pembiayaan yang dapat mendukung keberlanjutan UMKM. Oleh karena itu, upaya kolaboratif antara pemerintah, lembaga pendidikan, dan pelaku UMKM sangatlah penting untuk mencapai tujuan tersebut.

    Dudi Iman Hartono

    Dudi Iman Hartono

    Artikel Sebelumnya

    Kapolri Salurkan Hewan Kurban ke Masjid...

    Artikel Berikutnya

    deCenter, Duet Capres Cawapres Sipil Militer...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Jurika Fratiwi Ajak Presiden Percepat capaian Kesetaraan Gender Wujud Komitmen Bersama PBB
    Hendri Kampai: Selamat Hari Ibu, Harga Barang Naik Sudah Menunggu di Tahun Baru
    Hendri Kampai: PPN Naik, PPh Dibiarkan, Beban Rakyat Kecil Bertambah, yang Kaya Tetap Nyaman
    Hendri Kampai: Penolakan Terhadap PPN 12% Menjadi Bola Salju Perlawanan Rakyat
    Berhasil Bina KONI DKI, Antara Apresiasi dan Dana Pembinaan

    Ikuti Kami